Arikel yang satu ini mimin mau
berbagi pengetahuan nih, mengenai letak nol kilometer di kota Pahyangan Bandung
. Kalian tau ngga sih dimana tempat itu berada ?? Hayoloh.. tau dong?!! ini itu
sering kita liat kalau misalnya kita lewat Jalan Asia Afrika. Coba deh buktiin
hehehe
“Zorg, dat als ik terug kom hier
een stad is gebouwd (Usahakan, jika aku kembali ke sini, di daerah ini telah
dibangun satu kota)”
Bahasa apa ituuu???? Jepang?
Hmm.. bukan woy. Arab? Apalagi jauh beuddtt kali. Oh pasti jerman ya? Yaelah bukan
jugaaa. Terus apa dong? Ini tuh bahasa italia (wkwkwk ngaco nih admin) ya..bahasa
belanda lah gimana sih -_-Yowis terusin lagi nih bacanya ...
Sembari menancapkan tongkat kayu,
titah itu mengalir dari mulut Gubernur Jendral Hindia Belanda Herman Willem
Daendels kepala Bupati Bandung RA Winarakusumuah II. Daendels memerintahkan
pembangunan kota di sekitar tempat tertancapnya tongkat di sisi De Grote
Postweg.
De Grote Postweg adalah Jalan
Raya Pos sepanjang 1.000 kilometer yang dikerjakan selama setahun dengan sistem
rodi dan merenggut nyawa sedikitnya 12.000 pribumi. Jalur ini dibuat untuk
mengangkut hasil perkebunan dari Anyer ke Panarukan. Salah satu perlintasannya
adalah yang kini dikenal dengan ruas Jalan Asia-Afrika di Kota Bandung. Menurut
Daendels, jika ibu kota Kabupaten Bandung pindah ke sekitar jalan itu, kota
akan ramai karena berada di jalur strategis.
Ide pemindahan ibu kota kabupaten
sebetulnya sudah lama dipersiapkan Winatakusumah II. Dengan pertimbangan religi
tradisional, ia membangun pusat pemerintahan pada lahan kosong tepi barat
Sungai Cikapundung, tak jauh dari tongkat tersebut. Pembangunan dipimpin
langsung oleh Winatakusumah II. Pertama kali ia mendirikan alun-alun sebagai
orientasi kota tradisional, bangunan pusat pemerintahan (pendopo), mesjid agung,
dan pasar tradisional. Pada 25 September 1810, Kabupaten Bandung dipindahkan
dari Krapyak (Dayeuhkolot) ke daerah yang kini disebut sebagai alun-alun. Di sanalah
Kota Bandung terbentuk dan ramai dikunjungi. Winatakusumah II dijuluki sebagai
The Founding Father of Bandung (wisss ajib bener tuh julukannya, takut qaqa
-_________-).
Pada pertengahan abad ke 19,
hasil perkebunan Priangan meningkat dan menjadi magnet bagi pendatang luar kota
untuk berdaganag dan bermalam. Sejalan dengan dinamika keramaian, dibangun
struktur gedung pemerintahan, hotel, kafe, pertokoan, transportasi, dan lain
sebagainya. Hingga 1906, Kabupaten Bandung berubah menjadi Kotamadya Bandung. Tanggal
kepindahan ibu kota kaupaten kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota
Bandung.
Kilometer nol yang juga menjadi
patokanpengiriman tarif pos kini diabaikan menjadi monumen yang terletaj di
depan kantor Provinsi Dinas Bima Marga Jawa Barat Jalan Asia-Afrika No.79
Bandung. Tulisan “CLN 18” pada tugu menunjukan bahwa kota /daerah terdekat ke
arah timur adalah Cileunyi, dengan jarak 18 kilometer. Sementara “PDL 18”
menunjukan bahwa kota/daerah terdekat ke arah barat adalah Padalarang dengan
jarak 18 kilometer.
Lokasi : Jalan. Asia Afrika No.
79 Kota Bandung
Penetapan: 25 Mei 1810 oleh
Gubernur Jendral Hindia Belanda Herman Willem Daendels
Peresmian : 18 Mei 2004 oleh
Gubernur Jawa Barat H.Danny Setiawan
Wow ternyata nol kilometer kota
ini punya sejarah yang panjang juga yaa. Saran mimin kalo kalian mau hunting
foto di kota ini, jangan lewatkan untuk berfoto di nol kilometer ini yaa
(hehehe). Hasilnya dijamin bagus kok (kalo lo model sih) *lupakan, okedeh
selamat mencoba.
0 komentar:
Posting Komentar